Bidan Lorina Simamora atau yang lebih dikenal dengan nama Bidan Damanik merupakan Ketua IBI ranting Makasar selamad ua periode (2003-2009). Bidan yang telah memulai prakteknya sejak tahun 1976 ini memiliki komitmen yang kuat untuk memajukan profesi bidan di masa yang akan datang.
Bidan yang memiliki dua orang putra dan dua orang putri ini, terlihat sangat ramah dan bersahabat. Saat BIDAN menemuinya di sela-sela kesibukannya, Bu Damanik dengan senang hati membagikan pengalaman mengenai profesi kebidanannya serta perjuangannya membangun klinik bersalinnya.
Latar Belakang Ingin Menjadi Bidan ?
Menjadi bidan merupakan cita-cita saya sejak dulu. Oleh karena itu, sejak lulus SMP, saya kemudian memasuki pendidikan D1 Kebidanan di RS. Boedi Kemuliaan, Jakarta. Kemudian lulus bidan pada tahun 1975. Lalu tiga tahun kemudian saya memulai praktek bidan saya di daerah Makassar, Jakarta Timur.
Bagaimana Melihat Profesi Bidan Saat Ini ?
Saat ini memang profesi bidan sedang mengalami penurunan. Karena seiring dengan perkembangan jaman dan pendidikan, masyarakat lebih memilih menggunakan jasa Dokter di bandingkan Bidan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, gengsi, masyarakat di kawasan perkotaan lebih memiliki gengsi yang tinggi di bandingkan masyarakat di daerah pedesaan. Mereka merasa dengan menggunakan jasa Dokter dalam persalinan mereka akan meningkatkan gengsi mereka. Kedua, lokasi, masyarakat perkotaan yang sudah tinggal di kawasan lebih elite biasanya cenderung untuk pergi ke Rumah Sakit terkemuka yang terlihat lebih bonafit dengan berbagai fasilitasnya yang sangat memadai. Hal ini menyebabkan fungsi bidan semakin tergeserkan karena biasanya di rumah sakit jarang sekali memiliki bidan. Ketiga, lingkungan, lingkungan sekitar biasanya mempengaruhi keputusan masyarakat untuk memutuskan menggunakan jasa bidan atau dokter. Selain itu, klinik untuk tempat para lulusan bidan melakukan pelatihan pada saat ini lebih sedikit bila di bandingkan dengan dulu. Hal inilah yang menyebabkan lulusan bidan saat ini kurang berpengalaman bila dibandingkan dengan lulusan dulu.
Bagaimana Melihat Prospek Bidan Di Masa Depan ?
Menurut saya, apabila profesi bidan ingin lebih maju dari sekarang akademi akademi pendidikan bidan sebaiknya bekerjasama dengan rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar lulusan baru dapat langsung berlatih dan mendapat pengalaman. Karena apabila tidak demikian, bidan hanya akan dianggap sebagai asisten seorang dokter.
Harapan Untuk Bidan Di Masa Depan
Saya hanya berharap agar akademi kebidanan yang ada sekarang meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dan dapat bersaing dengan tenaga kesehatan yang lainnya.
Mengenai Klinik
Rumah Bersalin yang saya miliki merupakan hasil kerja keras dan pengabdian saya terhadap profesi ini. Pada awal saya hanya membuka praktek di rumah dan meolong persalinan dari rumah ke rumah pada tahun 1978 hanya dengan bantuan Petromax. Hal itu terjadi karena pada saat itu belum ada listrik di lingkungan saya. Lama kelamaan semua hasil keringat itu saya kumpulkan hingga saya mampu sedikit demi sedikit membangun klinik bersalin hingga sebesar ini. Motivasi saya ingin membangun klinik ini adalah untuk memudahkan masyarakat sekitar lingkungan saya mendapat pelayanan kesehatan dan bantuan persalinan. Selain itu saya ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga Indonesia.
Kontribusi Yang Telah Diberikan Klinik
Saya sangat bersyukur sekali, karena selama 31 tahun pengabdian saya sebagai bidan, klinik yang saya dirikan telah memberikan kontribusi yang cukup banyak bagi lingkungan sekitar. Pertama, saya telah menjadi tenaga kesehatan tetap selama bertahun-tahun di lingkungan kelurahan. Kedua, pada tanggal 27 setiap bulannya, klinik saya pasti membantu kegiatan posyandu di puskesmas kelurahan. Ketiga, klinik saya juga memberikan program bantuan persalinan untuk masyarakat yang kurang mampu. Dengan kontribusi yang telah diberikan klinik saya diharapkan masyarakat sekitar mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.
Bagi bidan Damanik, melayani masyarakat merupakan suatu kewajiban yang sangat besar. Menjadikan setiap keluarga sejahtera merupakan impian serta tantangan terbesar dari bidan berusia 56 tahun ini. Semoga dengan bantuan dari segala pihak, bidan Damanik dapat mewujudkan impiannya tersebut, karena tanpa kerja sama sangatlah sulit untuk mencapai keberhasilan itu.
"Tulisan saya pada Majalah Bidan Edisi Januari 2010"